This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label pemudah indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pemudah indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Juni 2013

Peran Pemuda dalam Mendukung Ketercapaian Tujuan Millennium Development Goals (MDGs) 2015

MDGs merupakan komitmen untuk mewujudkan dunia yang lebih sehat. Dengan indikator-indikator keberhasilan yang telah terinci di setiap poin tujuannya, maka terhitung sejak 18 September 2000, 189 negara wajib memberikan upaya terbaik untuk menjamin pencapaiannya. Pada titik ini, peran dari seluruh stakeholder menjadi sangat vital, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Dan yang perlu diingat, stakeholder tidak hanya terdiri dari pemerintah selaku pembuat kebijakan, melainkan juga masyarakat sipil termasuk pemuda dan mahasiswa.   
            Menilik hal tersebut, maka jelas bahwa dewasa ini masyarakat bukan lagi objek perubahan, melainkan subjek dengan peran-peran strategik. Oleh karenanya, patut dipahami bahwa manajemen SDM sangat dibutuhkan guna mempersiapkan transformasi umat menuju masyarakat industri dengan kualitas pencapaian sebagai gabungan dari kreasi, inovasi, dan aktualisasi yang optimal. Dan sejatinya, di jaman demokrasi dengan kelengkapan teknologi sebagai akomodator utama seperti sekarang ini, pemudalah yang berperan sebagai mesin penggerak utama dalam upaya merubah pola pikir masyarakat menuju pola pikir sehat yang tersistem.
            Kembali pada tujuan MDGs yang masih diupayakan pencapaiannya hingga kini, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global untuk pembangunan. Dari segi praktisi akademis, pemuda dengan pengorganisasian yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berpartisipasi dengan turut membuat analisis kebutuhan dan susunan rancangan instruksional bagi program-program kesehatan yang hendak diadakan sebagai langkah strategi dalam pencapaian tujuan MDGs, mengawasi pengabsahan, pengimplementasian dan keberlanjutan sebuah program kesehatan, serta melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
            Namun di samping itu, masih terdapat banyak hal yang dapat dilakukan oleh para pemuda seperti halnya dengan menyuarakan aspirasi dan menawarkan solusi alternatif melalui sebuah karya. Tulisan, poster, dan foto bertemakan posisi kesehatan Indonesia adalah contohnya. Apabila karya-karya tersebut dipersembahkan pada jalur yang benar (on the right track), maka perubahan-perubahan kecil yang akan berujung pada perubahan besar akan lahir dan turut mewarnai perjuangan masyarakat Indonesia untuk lebih sejahtera.
            Public Health Expo 5 oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia kembali hadir sebagai salah satu wadah kreasi dan inovasi bagi para pemuda yang ingin berkarya dan menularkan semangat optimisme untuk bangsa Indonesia di bidang kesehatan. Dengan mengusung tema MDGs, diharapkan para pemuda dapat semakin dekat, semakin mengenal, dan semakin vokal terhadap apa inti dari pendeklarasian MDGs lebih dari satu dekade yang lalu. Diharapkan pemuda dapat memahami posisi mereka sebagai agen of change yangsangat diharapkan oleh Indonesia yang jauh lebih baik di masa yang akan datang.

PERAN SERTA PEMUDA DALAM MEMBANGUN BANGSA YANG SEHAT

KESEHATAN merupakan modal terpenting di dalam membangun bangsa. Bisa dibayangkan, betapa sulitnya melaksanakan berbagai program pembangunan jika para pelaksana teknis pembangunan (dalam hal ini para pemuda) dalam kondisi yang tidak sehat. Kesehatan itu sendiri meliputi dua komponen penting, yakni kesehatan psikis (jiwa) dan kesehatan fisik (raga). Oleh karena itu, ke dua komponen kesehatan ini harus diperhatikan dengan seksama sejak anak-anak masih berusia dini. Jiwa generasi muda harus selalu diisi dengan nilai-nilai agama dan pendidikan. Sementara tubuhnya, juga diisi dengan nutrisi yang baik agar dapat tumbuh menjadi generasi muda yang kuat dan sehat.
    
63 tahun merdeka, jika kita lihat dengan seksama problematika kesehatan fisik ternyata masih cukup banyak yang harus kita perbaiki. Contoh dengan munculnya berita seputar balita dengan gizi buruk. Pola hidup masyarakat yang tidak memperhatikan aspek kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan (kesehatan bersama). Banyak daerah-daerah pinggir kota yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi desa tertinggal karena jika dilihat di sekelilingnya berbagai fasilitas publik dibangun dengan sangat baik, namun pola hidup masyarakatnya masih jauh dari konsep kesehatan yang ideal. Misal dalam hal manajemen sampah yang tidak dapat diurai oleh mikroba seperti halnya sampah plastik, yang dibuang (ditumpuk) di lahan kosong yang berada di tengah-tengah pemukiman. Padahal sampah plastik dan kaleng-kaleng bekas, merupakan tempat yang sangat efektif untuk berkembangnya berbagai jenis nyamuk (nyamuk demam berdarah dll) selain bau dan pemandangan yang tidak sedap yang dihasilkannya. Banyak masyarakat kita yang salah kaprah dalam memahami sampah. Setiap pagi dan sore, sampah daun dibersihkan dan dibakar. Padahal, sampah dedaunan dan ranting pohon merupakan jenis sampah yang dapat diurai oleh mikroba dalam tempo waktu yang cepat. Dedaunan yang jatuh di sekitar pohon, mengering dan membusuk secara alamiah langsung dapat dimanfaatkan oleh pohon tersebut (sebagai pupuk organik). Lucunya, masyarakat kita justru berusaha melenyapkan sampah organik tersebut dengan alasan kebersihan dan estetika sementara sampah plastik dan sampah-sampah tidak terurai lainnya justru “dilestarikan.”

Di sini, diharapkan peran serta maksimal para pemuda untuk ikut menjaga kebersihan lingkungannya khususnya dari penumpukan sampah-sampah yang tidak bersahabat dengan alam. Para pemuda dapat membantu memberikan pengertian kepada masyarakat untuk bersikap lebih bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah dari jenis tersebut. Lebih teknis, melalui berbagai organisasi kepemudaan di tingkat desa/dusun para pemuda dapat mengorganisir pengambilan sampah-sampah tersebut dan kemudian sampah plastik/kaleng tersebut dapat dijual ke tempat daur ulang sampah dan uang hasil penjualan sampah dapat digunakan untuk berbagai kegiatan kepemudaan. Coba kita hitung betapa besarnya manfaat yang dapat diambil dari peran serta dalam aspek ini. Jika saja setiap rumah tangga menghasilkan 1/2 kilogram sampah plastik dan sampah kaleng maka dalam waktu satu bulan setidaknya setiap rumah tangga menghasilkan +  15 kilogram sampah non-organik. Jika di sebuah dusun dihuni oleh 500 kepala keluarga…? Dapat kita hitung, berapa banyak sampah yang dihasilkan. Dan dalam jangka panjang (berbulan-bulan) maka akan terjadi penumpukan sampah dalam skala besar.
 
Berikutnya, yang juga sangat perlu diperhatikan dan para pemuda dapat memberikan kontribusinya dengan mengambil peran aktif di dalam perbaikan terhadap kebiasaan dan pola hidup yang kurang baik, yakni kebiasaan masyarakat dalam aktivitas buang hajat (BAB = Buang Air Besar) yang tidak sehat. Misal, melakukan BAB di sungai atau mengajari anak-anak balita untuk BAB di parit-parit di depan rumah warga. Padahal parit atau selokan berfungsi untuk mendistribusikan air hujan ke tempat pembuangannya. Jika setiap hari anak-anak balita BAB di selokan rumah, ketika hujan tiba maka berbagai bakteri dan virus yang terdapat di tinja tersebut akan tersebar ke mana-mana. BAB dengan paradigma seperti ini, akan sangat memungkinkan munculnya sebaran penyakit secara meluas. Yang populer tentu penyakit-penyakit yang menular secara fekal oral seperti diare, yang bahkan  dapat menimbulkan wabah.
 
Untuk itu, para pemuda khususnya harus melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat yang masih menganut pola seperti ini agar dapat menghentikan kebiasaan buruknya. Kamar mandi dan WC yang umumnya sudah dimiliki oleh setiap rumah atau kamar mandi umum yang sudah banyak disediakan, jangan hanya sekedar dijadikan sebagai hiasan rumah saja, tetapi harus dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat harus terus menerus diberikan pemahaman bahwa BAB di kamar mandi merupakan salah satu langkah paling tepat untuk menjaga kesehatan lingkungan.
 
Apabila kita teliti lebih jauh lagi, sebenarnya ada begitu banyak peran-peran strategis para pemuda untuk membangun bangsa menjadi bangsa yang sehat. Sebut saja misal dengan melakukan kampanye bagi para ibu muda untuk memeriksakan anaknya secara berkala ke posyandu yang terdekat. Para pemuda juga bisa mengoganisir anak-anak kecil untuk berlatih menjaga kesehatan giginya setiap hari. Para pemuda juga dapat mengajak orang tua untuk lebih aktif dalam menata lingkungannya, seperti mengatur letak peternakan terhadap pemukiman warga termasuk menghimbau para orang tua yang memiliki hobi memelihara berbagai unggas untuk benar-benar menjaga kebersihannya untuk mencegah penyebaran virus flu burung misalnya. Dalam usia 63 tahun kemerdekaan ini, semoga bangsa kita khususnya para generasi muda akan menjadi lebih sehat. Generasi muda yang sehat akan menghasilkan bangsa yang kuat

Sabtu, 29 Juni 2013

Sikap Generasi Penerus Bangsa Mengisi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia

        Upaya pemahaman sejarah perjalanan bangsa oleh generasi penerus merupakan bagian dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang terus berlangsung, sehingga sumber-sumber sejarah sebuah bangsa akan dapat dijadikan sebagai pemersatu dan pengikat identitas bangsa di tengah percaturan dan perkembangan hubungan negara bangsa. Ketika seorang warga negara menampilkan gambaran sejarah, maka usaha negara adalah mencoba sejauh mungkin memperkenalkan visi kesejarahan yang relatif tunggal dan memberikan gambaran tentang sebuah sejarah nasional yang dapat dipahami dari generasi ke generasi. Melalui penegasan kesejarahan nasional maka identitas bangsa akan terus terpelihara dalam kesatuan kehidupan kebangsaan.

       Semakin penting suatu peristiwa akan semakin tinggi pula nilai simboliknya. Peristiwa yang memiliki nilai simbolik tinggi akan lebih mengandung makna dalam sejarah perjalanan bangsa, antara lain mengenai sejarah perjuangan bangsa dalam rangka merebut kemerdekaan.

       Proklamasi Kemerdekaan negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan buah dan puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak berbad-abad sebelumnya. Peristiwa pembebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan itu makin mengarah kepada pencapaian tujuan ketika masyarakat Nusantara memasuki gerbang abad ke-20 dengan terjadinya perubahan fundamental dalam strategi perjuangan, yakni dari perjuangan bersenjata kepada perjuangan politik melalui berbagai pergerakan dan beragam organisasi sosial politik.

       Terdapat benang merah yang sangat jelas dan kuat antara momentum berdirinya berbagai organisasi sosial politik (dimulai dengan berdirinya Sarikat Dagang Islam pada 1905 dan Budi Utomo 1908) dan berkumandangnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dengan Proklamasi Kemerdekaan 1945. Ketiganya merupakan satu rangkaian tonggak-tonggak penting perjuangan pergerakan nasional yang monumental sebagai ikhtiar kolektif bangsa Indonesia membebaskan diri dari imperalisme dan kolonialisme serta membangun jiwa dan raga sebagai suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

        Dalam konteks ini kita mendapati secara konkret wujud bangsa Indonesia yang dalam istilah Benedict Anderson imagined communitiesatau â€Å“komunitas terbayangâ€�?. Menurut Indonesianis ini, bangsa merupakan suatu â€Å“komunitas terbayangâ€�? yang memiliki ikatan kebersamaan dan persatuan sebagai anggota komunitas bangsa tersebut. Inilah yang memungkinkan begitu banyak orang bersedia melenyapkan nyawa pihak lain, bahkan rela membayar perjuangannya dengan nyawa sendiri demi mewujudkan suatu â€Å“komunitas terbayangâ€�? itu. Padahal para anggota bangsa terkecil sekalipun tidak bakal tahu dan tak akan kenal dengan sebagian anggota bangsa yang lain, tidak pernah bertatap muka dengan mereka, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentang mereka.

       Presiden Soekarno dalam Sidang BPUPKI tanggal 18 Agustus 1945 pada acara perumusan Undang-Undang Dasar mengatakan â€Å“Negara Indonesia harus dibangun dalam satu mata rantai yang kokoh dan kuat dalam lingkungan kemakmuran bersama. Kebangsaan yang dianjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri dengan hanya mencapai Indonesia merdeka, tetapi harus menuju pula pada kekeluargaan bangsa-bangsa menuju persatuan dunia. Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalismeâ€�?.

       Makna yang terkandung dalam pidato tersebut, memberikan pesan kepada generasi penerus bangsa untuk secara bahu-membahu membangun bangsa dalam kerangka persatuan. Melalui persatuan dan itikad bulat segenap komponen bangsa akan menjadikan bangsa ini yang kokoh dan kuat sehingga tujuan pencapaian negara sejahtera sebagaimana termaktub dalam Pembukaan akan dengan mudah tercapai. Indonesia adalah negara yang suku bangsa dan kekayaannya beraneka ragam, oleh karenanya, prinsip optimalisasi segenap keanekaragaman yang dimiliki harus menjadi tujuan utama. Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, tetapi semua buat semua, semua buat satu. Indonesia harus memiliki keyakinan diri untuk sanggup membela negara sendiri dan memiliki kekuatan yang nyata sebagai bangsa. Pada tingkatan sekarang, segenap komponen bangsa harus terlebih dahulu sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki dan menyatupadukan segenap kehendak rakyat dalam rangka mencapai tujuan membentuk negara sejahtera.

         Enam puluh dua tahun adalah usia kemerdekaan bangsa Indonesia. Nilai kemerdekaan yang sudah dinikmati selama puluhan tahun ini merupakan modal dasar dalam melaksanakan proses pembangunan nasional. Namun dalam usia yang sudah sedemikian, bangsa Indonesia masih terus berada dalam pasang surut. Proses pembangunan bangsa Indonesia memang sempat tersendat akibat adanya berbagai musibah dan bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi. Tsunami, gempa, banjir, kekeringan, gagal panen, flu burung, polio, dan lain sebagainya, merupakan sebagian dari peristiwa alam atau peristiwa sosial yang menjadi penghambat kelancaran proses pembangunan. Di samping itu, ada hal lain yang memprihatinkan, yaitu munculnya perilaku sosial yang kurang mendukung pada proses pengisian nilai-nilai kemerdekaan Indonesia. Tindak pidana korupsi, kolusi, nepotisme, pelanggaran hukum dan HAM, masih terus berlangsung.

       Oleh sebab itu, melalui peringatan hari kemerdekaan Indonesia dapat dijadikan sebagai momentum melakukan refleksi nasional, memaknai kembali nilai-nilai yang dikandung dalam kemerdekaan negara Indonesia dan menumbuhkan kembali karakter perjuangan bangsa sebagai ciri khas dalam mendirikan dan membangun bangsa. Karakter bangsa adalah ciri khas yang dimiliki oleh sebuah bangsa, inilah yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain. Hal inilah yang harus terus dikembangkan dalam rangka mewujudkan pencitraan bangsa dalam membangun dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain.

       Kemerdekaan merupakan hasil dari proses kerja dan usaha para pejuang masa lalu, persoalan ke depan yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa adalah bagaimana memaknai konteks kemerdekaan tersebut disesuaikan dengan hal-hal yang berkembang dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan kondisi sosial politik bangsa. Dengan demikian, segenap komponen bangsa dituntut untuk dapat mengedepankan makna kemerdekaan sesuai dengan keberadaan dan spesifikasi bidang dalam konteks pencapaian tujuan penyelenggaraan negara secara optimal. Konteks kemerdekaan harus dimaknai melalui perwujudan bersatupadunya segenap aspek, sumber daya, dan penyelenggara negara dalam sistem penyelenggaraan negara menuju tercapainya masyarakat sejahtera.

       Seiring dengan perkembangan kehidupan global dan tuntutan sebagai akibat dari adanya kemajuan dalam segala bidang, kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam format pembentukan kedaulatan ekonomi, demokratisasi, serta kebebasan seluruh rakyat Indonesia dari segala bentuk belenggu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Indikator-indikator ekonomi dan sosial inilah yang menentukan makna dan tingkat pencapaian kemerdekaan, sekaligus juga untuk menandai adanya kemajuan bangsa dalam perjalanan sejarah penyelenggaraan negara.
 
      Di era globalisasi saat ini, makna kemerdekaan merupakan sebuah fakta interdependensi di mana bangsa, kelompok, dan individu masyarakat saling tergantung satu sama lain untuk secara bersama-sama memajukan peradaban dan pengembangan kemanusiaan. Tak jarang dalam proses interdependensi demikian muncul berbagai perbenturan kepentingan ataupun konflik peradaban yang secara tidak langsung akan menggiring masyarakat untuk terperosok ke dalam perangkap politik identitas sempit bersifat komunal.

       Ekses negatif dari arus globalisasi dan liberalisasi apabila tidak direspons secara arif, khususnya oleh para elite politik kita, justru akan mengancam makna kemerdekaan di tingkat individual di masyarakat. Oleh karena itu, pengukuhan terhadap nilai-nilai dasar dari nasionalisme yang telah dibentuk sejak kemerdekaan, yaitu kecintaan terhadap pluralisme bangsa, solidaritas dan persatuan, merupakan ihwal yang esensial untuk dikembangkan sebagai upaya mengisi makna kemerdekaan kita.

       Pluralisme tersebut di atas menjadi faktor yang sangat menentukan dalam perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Untuk itu perlu ada kesadaran dan komitmen seluruh bangsa guna menghormati kemajemukan bangsa Indonesia dalam upaya mempersatukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

       Kini tantangan dan kebutuhan bangsa telah berubah. Medan perjuangan telah bergeser jauh dibanding era Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Kondisi yang ada di hadapan bangsa telah berubah secara mendasar. Secara umum kondisi saat ini dalam berbagai aspek telah jauh berkembang dan maju dibanding era revolusi kemerdekaan tahun 1945. Namun demikian di sisi lain masih didapati kondisi buruk yang hidup di negeri ini, antara lain masih maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme, lemahnya penegakan hukum, belum optimalnya penerapan demokrasi, masih munculnya konflik bersenjata antarkelompok masyarakat, menurunnya penerapan nilai-nilai agama dan moral, berkembangnya pergaulan bebas, dan maraknya penyalahgunaan narkoba. Seiring dengan itu sebagai dampak negatif globalisasi, di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, berkembang â€Å“kolonialisme gaya baruâ€�?, antara lain melalui politik, militer, ekonomi, dan budaya yang sangat merugikan kepentingan dan kedaulatan negara-negara berkembang.

        Mengingat besarnya persoalan yang dihadapi bangsa tersebut, diperlukan kekuatan yang besar dan hebat untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Kekuatan itu akan terbentuk jika dapat diwujudkan peneguhan kembali ikatan batin atau komitmen semua warga negara kepada cita-cita nasionalnya, yang disertai pembaruan tekad bersama untuk melaksanakannya secara konsisten dan konsekuen.

        Terkait dengan ini, hendaknya kita pahami bersama bahwa peneguhan kembali ikatan batin dan pembaruan tekad bersama dari seluruh komponen bangsa merupakan kesempatan sejarah yang lain yang tidak kalah heroiknya dibanding kesempatan sejarah di sekitar zaman Proklamasi. Itulah kesempatan yang bisa kita tangkap dan kita kembangkan dalam semangat yang serupa dengan mereka yang menangkap kesempatan sejarah dalam zaman revolusi kemerdekaan dahulu.

       Mengingat pada zaman Proklamasi 1945 kaum pemuda telah memainkan sejarah sangat penting, maka sekarang ini kaum pemuda dipanggil kembali untuk mengambil peran kesejarahan yang lain (another historical opportunity), yaitu untuk berjuang kembali mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang berkembang dewasa ini bersama-sama komponen bangsa yang lain secara demokratis dan konstitusional. Kaum pemuda, baik secara perorangan maupun kelompok dan organisasi, dapat mengambil peran sesuai ruang lingkup tugas, pekerjaan, dan pengabdiannya. Baik hal itu dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pengurus karang taruna atau remaja masjid, aktivis LSM, kader organisasi, pegawai pemerintah, pegawai swasta, guru, dosen, peneliti, politisi, polisi dan tentara, nelayan, petani, dan lain sebagainya.

       Terkait dengan ini, kaum pemuda hendaknya menyadari bahwa â€Å“penjajahan gaya baruâ€�? yang tengah melanda berbagai negara berkembang, termasuk di negeri kita, tidak kalah merusaknya dibanding penjajahan bersenjata pada zaman dahulu. Oleh karena itu, kehidupan bangsa hendaknya dikembalikan dengan mengacu kepada nilai-nilai luhur bangsa yang berlandaskan ajaran agama, moral, dan etika. Kaum pemuda dapat membentuk budaya sendiri yang mengakar kepada kepribadian dan adat istiadat masyarakat kita sendiri yang telah berkembang selama ratusan tahun, yang berciri religius, persaudaraan, persahabatan, dan harmoni dengan alam dan masyarakat. Budaya kita tersebut memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding budaya impor dari negara maju yang bermuatan hedonisme, individualisme, dan liberalisme. Untuk itulah, kaum pemuda hendaknya memegang erat budaya bangsa serta mengembangkannya secara terus menerus agar sesuai dengan perkembangan zaman selama tidak menjadi kehilangan ciri khas dan substansi asalnya.

      Peneguhan kembali ikatan batin dan pembaruan tekad bersama oleh kaum pemuda itu sangat membutuhkan kesadaran sejarah pertumbuhan bangsa dan perjalanan bangsa pada masa lalu yang dipenuhi masa pasang dan surut serta suka duka. Terkait dengan ini, penting bagi kaum muda untuk mempelajari sejarah bangsa kita secara utuh, obyektif, dan kritis. Berbagai lembaran sejarah Indonesia memberikan pelajaran dan pengalaman penting bagaimana seharusnya kaum pemuda memainkan peran dan membuat sejarah saat ini dan masa datang.

      Terkait dengan hal ini, kaum pemuda hendaknya memiliki penghargaan yang tinggi kepada para pahlawan, pejuang, dan tokoh pada masa lalu yang telah mengukir dan membuat sejarah. Mereka telah memberikan pengabdian jauh di atas standar kewajaran, bahkan mengorbankan jiwa dan raganya untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Adalah sangat penting kaum muda menempatkan mereka pada tempat terhormat dengan tetap menyadari bahwa mereka juga tetap manusia yang tidak luput dari salah dan kekurangan. Prinsip kaum pemuda dalam hal ini adalah apa-apa yang baik dari mereka hendaknya diteruskan, dan apa yang tidak baik, hendaknya ditinggalkan.

       Perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik, adil, dan sejahtera. Nilai dasar perjuangan berperan sebagai pemicu membangkitkan semangat bangsa dalam upaya pembangunan segala bidang, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan, dan keagamaan. Saat ini, sudah seharusnya segenap komponen bangsa bahu membahu menyatukan langkah memajukan bangsa, khusus untuk penyelenggara negara perwujudannya dapat dilakukan melalui perumusan kebijakan pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kebenaran. Untuk generasi muda, momentum kemerdekaan dapat dijadikan sebagai pemicu membangkitkan semangat kebangsaan dan patriotisme.

       Akhirnya, momentum peringatan kemerdekaan dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya memperkaya pengetahuan tentang sejarah perjuangan bangsa yang diharapkan akan membantu membentuk dan mematangkan kepribadian dan meneguhkan tekad serta semangat penyelenggara negara dan generasi bangsa untuk membangun masyarakat dan bangsa sesuai ruang lingkup tugas, pekerjaan, dan pengabdiannya. 

PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAH BANGSA INDONESIA

Gerakkan pemuda kreatif pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 melahirkan sejarah penting tentang makna Sumpah Pemuda yang mengakui “Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa’’.

Kreatifitas pemuda pada masa perjuangan, hendaknya selalu diperhatikan dan dilanjutkan  pada masa sekarang ini. Fungsi pemuda pada sekarang ini bukanlah pejuangan kemerdekaan tetapi justru pengisi kemerdekaan yang menjadi aktor penting dalam merubah peradaban Indonesia. Sehingga semangat jiwa muda yang masih membara  selalu melahir pemikiran-pemikiran yang inovatif dan kreatif untuk membangun sebuah  peradaban baru di  Indonesia. Hal dapat dilihat dari banyaknya para pemuda-pemuda Indonesia yang sudah mengharumkan nama Indonesia melalui berbagai perlombaan sains, teknologi, olahraga maupun budaya dan seni. Dibidang teknologi pemuda Indonesia baru-baru ini kembali membanggakan nama bangsa dengan meraih 2  medali emas berkat penemuan robot pembersih kaca gedung pembersih gedung di ajang kompetisi International Youth Invention Exhibition 2002 di Taiwan adalah seorang mahasiswa semester 5 jurusan Teknik Mesin Universitas Trisakti, sebuah karya besar telah  yang dibuat oleh Bernard Dimas Rexa. Selain itu, mahasiswa ini juga meraih medali perak Europen Exibition of creativity and innovation 2012 di Rumania (http.//kabarinews.com), ini merupakan sebuah kreatifitas pemuda pada masa sekarang dibidang teknologi yang telah mengharumkan nama Bangsa Indonesia. Tidak  hanya dibidang teknologi dan sains, kreatifitas pemuda Indonesia juga mendapat respon positf dari berbagai bidang lain di olempiade fisika, matematika dan sebagaunya. Pemuda Indonesia sekarang tidak hanya cerdas dibidang kemampuan akademik tetapi telah terjung lansung ketengah masyarakat didaerah dengan ilmu pengetahuan yang diddapat sebagai bentuk  pengaplikasian ilmu yang didapat sebagai tanggung jawab sosial.

Banyaknya para pemuda Indonesia, yang memperoleh medali-medali emas di ajang kompetisi-kompetsi internasional lainnya dan berbagai bentuk kreatifitas pemuda dalam membangun daerah, secara nyata kurang mendapat apresiasi dari para pemimpin pemerintah Indonesia. Kita menyadari bahwa kreatifitas pemuda pada saat ini saakan-akan sudah tidak dihargai lagi. Ironisnya, peran pemuda pada saat ini selalu dipandang sebalah mata. Sehingga peran pemuda pada masa sekarang, kurang ada respon positif pemerintah. Banyak pemuda Pemuda Indonesia memiliki potensi tidak ditempatkan utnuk memimpin posisi-posisi strategis pemerintahan. Sehingga pengisian tempat posisi strategis tersebut selalu diisi oleh para kelompok tua yang cendurung semangat untuk membangun peradaban suadah melemah. Tidak seperti semangat para pemuda kreatif yang selalu membara untuk merubah peradaban Indonesia yang lebih baik. Kita menyadari bahwa, semangat yang hangat yang dimiliki para pemuda adalah  modal besar dalam memimpin sebuah organisasi, sehingga pengisisan pos-pos terpenting dalam pembangunan di Indonesia, hendaknya selalu mempertimbangkan potensi para pemuda. Kalau berkaca dari pemimpin-pemimpin yang telah ada di dunia, seorang tokoh pemuda yang masih berusia 16, Bashaer Othman adalah seorang walikota Allar kota kecil di tepi barat utara Palestina.  Perampuan tersebut menjadi seorang walikota termuda di dunia. Kepemimpinan  Bashaer Othman, dalam memimpin kota yang mengalami gejolak politik dan pertikaian yang hebat, ternyata justru mendapat apresiasi dari pemimpin-peminpin didunia.

Kepemimpinan seorang walikota termuda di Palestina tersebut, tentu tidak lebih hebat dari sikap kepemimpinan pemuda di Indonesia. Kalau seandai para pemimpin-peminpin tua sudah  “sadar” mengenai hal ini dan mereka segara “insyaf’ serta menyerah tongkat estafek kepemimpinan kepada genarasi muda, bukan suatu hal mustahil peradaban di Indonesi akan mengalami perubahan yang lebih baik pada masa mendatang. Kepemimpan pemuda Indonesia Justru lebih baik dari pada kepemimpinan Bashaer Othman, tetapi sayangnya para generasi muda Indonesia tidak diberi  kesempatan untuk dipemerintahan  oleh para pemimpin-pemimpin tua. Mengingat hal tersebut, hendaknya pemerintah perlu memberi kesempatan kepada genarasi muda untuk memimpin negeri ini untuk menuju sebuah perubahan. Sehingga pemuda pada sekarang manjadi seorang aktor perubahan peradaban di Indonesia, yang begerak di garda terdepan. Sehinngga peran fungsi pemuda yang saat sekarang hanya seorang pemimpin dan penonton menjadi seorang pemimpin dan penuntun.

Kita menyadari, dalam memimpin organisasi perlu adanya sebuah kelatihan kepemimpinan (leadership), sehingga memimpin bukan tumbuh secara spontan saja tetapi melalui sebuah proses. Pemerintah sekarang saharusnya perlu mengadakan kepelatihan kepemimpinan bagi para pemuda. Dengan adanya kepelatihan kepeminpinan tersebut diharapkan genarsi muda memiliki jiwa kepemimpinan pemuda kreatif tidak untuk untuk memimpin sebuah organisasi pentin di pemerintahan. Sehinnga kepemimpinan sebuah intitusi oleh pemuda memiliki dampak yang besar terhadap pembangunan perdaban di Indonesia. Sebagai mana sebuah ungkapan menyatakan “ Pemuda hari ini pemimpin hari esok”. Baik buruknya sebuah negara tergantung dari sikap pemuda pada saat sekarang ini. 

Sebagai tulang punggung bangsa, pemuda diharapkan memiliki sejumlah kesanggupan yakni tetap terus memompa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri dan memiliki kesetaikawanan sosial, dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bagsa dan negara. Ini semu dapat ditunjukan melalui segala tindakan dan perbuatan yang mengancam negara ini. Setiap realita penyelewengan terhadap bangsa perlu dihadapi ( ditantang ) oleh seluruh rakyat, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan harus merupakan hal yang nyata, karena berbagai potensi, bakat, kemampuan, dan keterampilan dengan semangat dan idealisme yang kental dari para pemuda dinilai akan memberikan warna yang khas bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa. Karena sering dikatakan di tangan para pemudalah masa depan bangsa ditentukan. Oleh karena itu, bangsa yang besar harus mampu memastikan generasi mudanya mampu menjawab tantangan zaman serta dapat membawa perubahan bagi bangsa. Peran pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang, politik, lingkungan dan kepekaan terhadap sosial. Ini juga harus dibarengi pula dengan sikap mandiri, disiplin dan memiliki sifat yang bertanggung jawab, tangguh, jujur, berani dan rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat cinta tanah air. Maka dari itu, kepemimpinan pemerintah selama ini mengatakan bahwa generasi terdahulu belum bisa menunjukan dirinya sebagai pemimpin. Oleh karena itu kesadaran yang diterapkan mendorong semua kaum muda untuk segera mempersiapkan dan merancang prosesi pergantian generasi. Karena pada hakikatnya kita membutuhkan wajah yang baru sehingga muka lama yang hampir usang itu bisa berganti dengan muka baru yang lebih muda dan juga memiliki cita-cita dan semangat baru.

                             Dengan hilangnya kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, kesetiakawanan sosial dan semanagat pengabdian terhadap masyarakat, maka negara ini akan goyah, olehkarena itu dengan bertitik pada pola pemikiran di atas maka penulis memiliki topik “ Peranan Generasi Muda Dalam Pembangunan Nasional “, tema ini mengandung makna bahwa generasi muda terutama pemimpin-pemimpin kaum muda mereka harus menjalin suatu persatuan dan kesatuan untuk kemajuan bangsa Indonesia.

                Usaha melestarikan pancasila. Generasi muda perlu menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan demokrasi pancasila, yaitu :
1.      Egoisme
                Merupakan suatu sikap yang mendasar pada kepentingan pribadi. Sifat egoisme ini, suka memaksakan kehendaknya kepada orang lain, selalu main hakim sendiri dan tidak mau bekerja sama dengan orang lain.

2.      Fanatisme
                 Merupakan sikap egoisme yang hanya mementingkan pada pihak-pihak tertentu. Sikap ini lebih mengagungkan sesuatu yang menjadi panutan.

3.      Sukuisme
                Merupakan sikap yang mementingkan suku tertentu atau hanya mementingkan ras tertentu.

Untuk Para Pemuda

        Nasionalisme Indonesia katanya nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang selalu menempatkan 
kepentingan bangsa dannegar di atas kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia katanya lagi perasaan bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengantidak memandang bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan ,ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan dalam nasionalisme sebenarnya perlu diperhatikan, paham kebangsaan yang mengandung penegrtian persatuan dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.


       tetapi apa yang kita lihat Kemiskinan sudah menjadi bahan pembicaraan berabad-abad lamanya, bahkan sejak zaman para Nabipun kemiskinan sudah ada. Hal ini dapat terlihat misalnya saja dalam pandangan mengenai shadaqah ataupun zakat dimana mereka yang fakir miskin mendapat porsi tersendiri dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dimasa itu. Begitu juga pada era reformasi sekarang ini kelompok masayarakat yang berada dibawah garis kemiskinan itupun tetap saja masih sulit diberantas. Berbagai kalangan memberikan sumbangan pemikiranataupun strategi dalam pengentasan kemiskinan ini, demikian juga kaum muda diharapkan perannyadalam memberantas kemiskinan di Daerahnya..
Trus bagaimna peran Pemuda dalam mengatasi hal tersebut, seharusnya pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan social dan pemupukan jiwa kepeloporan pemuda seperti apa yang telah sumpahkan para pemuda jaman dulu yang sangat berperan penting dalam kebangkitan nasional. Dengan misi tsb diharapkan pemuda dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan social dan upaya penanggulangan kemiskinan dilingkungannya. 
      
       Sehingga nantinya diharapkan akan tumbuh kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan. Solidaritas social yang dimotori oleh golongan pemuda dan pelajar, Dengan semangat yang masih menggebu-gebu, tenaga yang masih kuat dan pemikiranyang masih segar, pemuda bisa menjadipelopor gerakan pengentasan kemiskinan,minimal dilingkungan dia berada.. Sekarangyang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola potensi pemuda yang sedemikianbesar tersebut untuk diwujudkan didalamkarya nyata : Pengentasan Kemiskinan. Jangan sampai potensi yang sedemikian besar itu malah tidak tergarap, atau sia-sia. Karena itulah dengan menyadari potensi yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan masyarakat mencoba duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk turut serta didalam upaya pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam pengenatasan kemiskinan perlu di fasilitasi dengan berbagai hal terutama berupa pemberdayaan. Peran pemuda tsb mengalami sejumlah tantangan yang sebenarnya merupakan suatu rahmat yang tersembunyi, yang menuntut para praktisi yang berkompeten di bidangnya untuk lebih intens dalam pengentasan kemiskinan di daerahnya. Namun  Pemuda perlu dibekali pembedayaan  seperti manajemen yang baik yang dapat memecahkan permasalahan dalam pemberantasan kemiskinan di daerahnya, agar dalam pelaksanaannya dapat bekerja lebih efektifdan efisien, Para pemuda  tadi berperan sebagai pendamping untuk pelaksanaan pengentasan kemiskinan didaerahnya. Orang-orang miskin  dan pengangguran yang terdata diberi bantuan uang dan bimbingan dalam menggunakan uang tsb. Orang miskin yang terdata tadi dikelompokkan menjadi “ kelompok kesejahteraan social “ Mereka ini diberi bantuan uanguntuk berusaha ( bukan di komsumsi ) misalnya :Industri rumah tangga, usaha pertanian, usaha perbengkelan kecil, usaha perikanan, usahapeternakan, usaha jasa, dan usaha-usaha lain yangbisa dilaksanakan dengan modal kecil. Misalnya Usaha pembuatan tahu, tempe, usaha pembuatan kripik,pembuatan kue, peternakan ayam, peternakan itik,peternakan kelinci, usaha pertanian sayur-sayuran,buah-buahan, usaha mendirikanb bengkel sepedamotor sederhana, usaha perikanan dll. Anggota kelompok kesejahteraan social tsb diberi dana dan pembimbingan oleh para pemuda. Dana ini diberi dengan akad mudharabah. Dimana Dana ini diberikan dalam jangka satu tahun dan kalau berhasil dan membutuhkan dana lagi, diberikan untuk jangka waktu satu tahun lagi . Dana yang kembali disalurkankepada kepada orang lain yang belum dapat. Jadi dana ini sifatnya bergulir. Besarnya dana tergantung masing-masing Daerah tergantung situasi social ekonomi masing-masing Daerah.. Pemuda harus proaktif untuk memotivasi masyarakat miskin tadi, dalamartian bahwa pemuda harus menjemput bola untukmenggerakkan masyarakaat miskin tadi dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jangan barubergerak ketika dana sudah dikucurkan. Jangan barumau memancing jika kail dari umpannya dipenuhi.Padahal alangkah baiknya jika mereka maumemancing, mereka juga turut menyediakan “ Kail “atau umpannya. Sehingga fungsi fasilitator, dalam hal ini pemerintah daerah, hanya tinggal melengkapi kekurangannya. Dengan potensi pemuda yang besaryang mereka miliki akan memberikan hasil yangmaksimal. Kebersamaan para pemuda tsb merupakan modal dasar yang harus segera diarahkan dalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya. Kita harus membenahi mekanisme partisipasi socialpara pemuda. Partisipasi mereka dari tingkat bawahharus segera dibangun. Partisispasi yang benar-benar menggunakan metode “ Bottom-Up. Tidak lagi TopDown. Biarkan para pemuda membuat dan melaksanakan konsep yang telah mereka rencanakan. Pemerintah Daerah hanya tinggalmendorong realisasi konsep tsb dalam bentukstimulant-stimulan. Sehingga, ketika ada kegiatanatau program dari mereka yang sudah berjalansegera di dorong untuk memberikan hasil yang lebihmaksimal lagi.. Ini yang harus segera dilakukan, ditengah sejumlah kemudahan-kemudahan yang telah pemerintah daerah berikan kepada mereka. Sebab, dalam pandangan saya, selama ini mereka telah terlena. Dan hal ini yang membuat mereka minim dalam berpartisipasi. Mereka sekali lagi lebih senang “ Menunggu Bola “ Penyakit inilah yang harus segera kita hentikan.

        Contoh yang terjadi para pemuda yang mendirikan sebuah yayasan kecil guna sarana belajar bagi anak jalanan merupakan contoh yang baik, dalam halpartisipasi, . Mereka baru minta fasilitasi setelah kegiatan tsb berjalan guna mengembangkan kegitan mereka agar bisa menjangkau seluruh masyarakat. Dari sini dapat terlihat kunci agar peran pemuda bisalebih maksimal, efektif dan efisien didalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya., bermula dari partisipasi mereka. Dari konsep yangmereka rencanakan dan kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan oleh mereka sendiri. Inilah yang menjadi tugas kita bersama. agar kita menjadi para pemuda yang mandiri dan turut berpartisipasi secara nyata di dalam upaya pengentas kemiskinan memang tidak mudah. Tetapi jikaada peran dari semua pihak yang mau pedulidan memiliki komitmen nyata akan hal itu, kami yakin hal ini akan segera terlihat. Pemuda dengan potensi besarnya itu merupakanmodal dasar didalam perbaikan kualitas kehidupan masyarakat di masa mendatang Dan merupakan sebuah kewajaran jika The Founding Fathers kita memiliki perhatian yang besar terhadap para pemuda. Dengan menggerakkan peran para pemuda dalam melaksanakan pengentasan kemiskinan, kami yakin bahwa pemberantasan kemiskinan dan pengangguran akan berhasil dan apabila kemiskinan dan pengangguran dapat diberantas maka Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional dapat pula terwujud. Karena salah satu factor tingginya disintegrasi social adalah banyaknya orang miskin dan banyaknya pengangguran.

Peran Pemuda Indonesia

      Kemiskinan sudah menjadi bahan pembicaraan berabad-abad lamanya, bahkan sejak zaman para Nabipun kemiskinan sudah ada. Hal ini dapat terlihat misalnya saja dalam pandangan mengenai shadaqah ataupun zakat dimana mereka yang fakir miskin mendapat porsi tersendiri dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dimasa itu. Begitu juga pada era reformasi sekarang ini kelompok masayarakat yang berada dibawah garis kemiskinan itupun tetap saja masih sulit diberantas. Berbagai kalangan memberikan sumbangan pemikiran ataupun strategi dalam pengentasan kemiskinan ini,  demikian juga kaum muda diharapkan perannya dalam memberantas kemiskinan di Daerahnya..
      Pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan social dan pemupukan jiwa kepeloporan pemuda. Dengan misi tsb diharapkan pemuda dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan social dan upaya penanggulangan kemiskinan dilingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan akan tumbuh kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan. Solidaritas social yang dimotori oleh golongan pemuda dan pelajar. Dengan semangat yang masih menggebu-gebu, tenaga yang masih kuat dan pemikiran yang masih segar, pemuda bisa menjadi pelopor gerakan pengentasan kemiskinan, minimal dilingkungan dia berada.. Sekarang yang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola potensi pemuda yang sedemikian besar tersebut untuk diwujudkan didalam karya nyata : Pengentasan Kemiskinan. Jangan sampai potensi yang sedemikian besar itu malah tidak tergarap, atau sia-sia. Karena itulah dengan menyadari potensi yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan masyarakat mencoba duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk turut serta didalam upaya pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam pengenatasan kemiskinan perlu di fasilitasi dengan berbagai hal terutama berupa pemberdayaan. Peran pemuda tsb mengalami sejumlah tantangan yang sebenarnya merupakan suatu rahmat yang tersembunyi ( Blessing in disguise ), yang menuntut para praktisi yang berkompeten di bidangnya untuk lebih intens dalam pengentasan kemiskinan di daerahnya.  Pemuda perlu dibekali pembedayaan  seperti manajemen yang baik yang dapat memecahkan permasalahan dalam pemberantasan kemiskinan di daerahnya, agar dalam pelaksanaannya dapat bekerja lebih efektif dan efisien,
      Para pemuda  tadi berperan sebagai pendamping untuk pelaksanaan pengentasan kemiskinan di daerahnya. Orang-orang miskin  dan pengangguran yang terdata diberi bantuan uang dan bimbingan dalam menggunakan uang tsb. Orang miskin yang terdata tadi dikelompokkan menjadi “ kelompok kesejahteraan social “ Mereka ini diberi bantuan uang untuk berusaha ( bukan di komsumsi ) misalnya : Industri rumah tangga, usaha pertanian, usaha perbengkelan kecil, usaha perikanan, usaha peternakan, usaha jasa, dan usaha-usaha lain yang bisa dilaksanakan dengan modal kecil. Misalnya Usaha pembuatan tahu, tempe, usaha pembuatan kripik, pembuatan kue, peternakan ayam, peternakan itik, peternakan kelinci, usaha pertanian sayur-sayuran, buah-buahan, usaha mendirikan bengkel sepeda motor sederhana, usaha perikanan dll. Anggota kelompok kesejahteraan social tsb diberi dana dan pembimbingan oleh para pemuda. Dana ini diberi dengan bunga sangat kecil. Dana ini diberikan dalam jangka satu tahun dan kalau berhasil dan membutuhkan dana lagi, diberikan untuk jangka waktu satu tahun lagi . Dana yang kembali disalurkan kepada kepada orang lain yang belum dapat. Jadi dana ini sifatnya bergulir. Besarnya dana tergantung masing-masing Daerah tergantung situasi social ekonomi masing-masing Daerah.. Pemuda harus pro aktif untuk memotivasi masyarakat miskin tadi, dalam artian bahwa pemuda harus menjemput bola untuk menggerakkan masyarakaat miskin tadi dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jangan baru bergerak ketika dana sudah dikucurkan. Jangan baru mau memancing jika kail dari umpannya dipenuhi. Padahal alangkah baiknya jika mereka mau memancing, mereka juga turut menyediakan “ Kail “ atau umpannya. Sehingga fungsi fasilitator, dalam hal ini pemerintah daerah, hanya tinggal melengkapi kekurangannya. Dengan potensi pemuda yang besar yang mereka miliki akan memberikan hasil yang maksimal. Kebersamaan para pemuda tsb merupakan modal dasar yang harus segera diarahkan dalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya.
Kita harus membenahi mekanisme partisipasi social para pemuda. Partisipasi mereka dari tingkat bawah harus segera dibangun. Partisispasi yang benar-benar menggunakan metode “ Bottom-Up. Tidak lagi Top Down. Biarkan para pemuda membuat dan melaksanakan konsep yang telah mereka rencanakan. Pemerintah Daerah hanya tinggal mendorong realisasi konsep tsb dalam bentuk stimulant-stimulan. Sehingga, ketika ada kegiatan atau program dari mereka yang sudah berjalan segera di dorong untuk memberikan hasil yang lebih maksimal lagi.. Ini yang harus segera dilakukan, ditengah sejumlah kemudahan-kemudahan yang telah pemerintah daerah berikan kepada mereka. Sebab, dalam pandangan kami, selama ini mereka telah terlena. Dan hal ini yang membuat mereka minim dalam berpartisipasi. Mereka sekali lagi lebih senang “ Menunggu Bola “ Penyakit inilah yang harus segera kita hentikan. Contoh yang terjadi para pemuda Karang Taruna dengan sanggar belajar bersamanya merupakan contoh yang baik, dalam hal partisipasi, . Mereka baru minta fasilitasi setelah kegiatan tsb berjalan guna mengembangkan kegitan mereka agar bisa menjangkau seluruh masyarakat. Dari sini dapat terlihat kunci agar peran pemuda bisa lebih maksimal, efektif dan efisien didalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya., harus bermula dari partisipasi mereka. Dari konsep yang mereka rencanakan dan kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan oleh mereka sendiri. Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Mencetak para pemuda yang mandiri dan turut berpartisipasi secara nyata di dalam upaya pengentasan kemiskinan memang tidak mudah. Tetapi jika ada peran dari semua pihak yang mau peduli dan memiliki komitmen nyata akan hal itu, kami yakin hal ini akan segera terlihat. Pemuda dengan potensi besarnya itu merupakan modal dasar didalam perbaikan kualitas kehidupan masyarakat di masa mendatang. Dan merupakan sebuah kewajaran jika The Founding Fathers kita memiliki perhatian yang besar terhadap para pemuda.
       Dengan menggerakkan peran para pemuda dalam melaksanakan pengentasan kemiskinan, kami yakin bahwa pemberantasan kemiskinan dan pengangguran akan berhasil dan apabila kemiskinan dan pengangguran dapat diberantas maka Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional dapat pula terwujud. Karena salah satu factor tingginya disintegrasi social adalah banyaknya orang miskin dan banyaknya pengangguran.

Peran Pemuda Dalam Mengatasi Kemiskinan

       Kemiskinan sudah menjadi bahan pembicaraan berabad-abad lamanya, bahkan sejak zaman para Nabipun kemiskinan sudah ada. Hal ini dapat terlihat misalnya saja dalam pandangan mengenai shadaqah ataupun zakat dimana mereka yang fakir miskin mendapat porsi tersendiri dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dimasa itu. Begitu juga pada era reformasi sekarang ini kelompok masayarakat yang berada dibawah garis kemiskinan itupun tetap saja masih sulit diberantas. Berbagai kalangan memberikan sumbangan pemikiran ataupun strategi dalam pengentasan kemiskinan ini,  demikian juga kaum muda diharapkan perannya dalam memberantas kemiskinan di Daerahnya..
       Pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan social dan pemupukan jiwa kepeloporan pemuda. Dengan misi tsb diharapkan pemuda dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan social dan upaya penanggulangan kemiskinan dilingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan akan tumbuh kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan. Solidaritas social yang dimotori oleh golongan pemuda dan pelajar. Dengan semangat yang masih menggebu-gebu, tenaga yang masih kuat dan pemikiran yang masih segar, pemuda bisa menjadi pelopor gerakan pengentasan kemiskinan, minimal dilingkungan dia berada.. Sekarang yang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola potensi pemuda yang sedemikian besar tersebut untuk diwujudkan didalam karya nyata : Pengentasan Kemiskinan. Jangan sampai potensi yang sedemikian besar itu malah tidak tergarap, atau sia-sia. Karena itulah dengan menyadari potensi yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan masyarakat mencoba duduk bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk turut serta didalam upaya pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam pengenatasan kemiskinan perlu di fasilitasi dengan berbagai hal terutama berupa pemberdayaan. Peran pemuda tsb mengalami sejumlah tantangan yang sebenarnya merupakan suatu rahmat yang tersembunyi ( Blessing in disguise ), yang menuntut para praktisi yang berkompeten di bidangnya untuk lebih intens dalam pengentasan kemiskinan di daerahnya.  Pemuda perlu dibekali pembedayaan  seperti manajemen yang baik yang dapat memecahkan permasalahan dalam pemberantasan kemiskinan di daerahnya, agar dalam pelaksanaannya dapat bekerja lebih efektif dan efisien,
Para pemuda  tadi berperan sebagai pendamping untuk pelaksanaan pengentasan kemiskinan di daerahnya. Orang-orang miskin  dan pengangguran yang terdata diberi bantuan uang dan bimbingan dalam menggunakan uang tsb. Orang miskin yang terdata tadi dikelompokkan menjadi “ kelompok kesejahteraan social “ Mereka ini diberi bantuan uang untuk berusaha ( bukan di komsumsi ) misalnya : Industri rumah tangga, usaha pertanian, usaha perbengkelan kecil, usaha perikanan, usaha peternakan, usaha jasa, dan usaha-usaha lain yang bisa dilaksanakan dengan modal kecil. Misalnya Usaha pembuatan tahu, tempe, usaha pembuatan kripik, pembuatan kue, peternakan ayam, peternakan itik, peternakan kelinci, usaha pertanian sayur-sayuran, buah-buahan, usaha mendirikan bengkel sepeda motor sederhana, usaha perikanan dll. Anggota kelompok kesejahteraan social tsb diberi dana dan pembimbingan oleh para pemuda. Dana ini diberi dengan bunga sangat kecil. Dana ini diberikan dalam jangka satu tahun dan kalau berhasil dan membutuhkan dana lagi, diberikan untuk jangka waktu satu tahun lagi . Dana yang kembali disalurkan kepada kepada orang lain yang belum dapat. Jadi dana ini sifatnya bergulir. Besarnya dana tergantung masing-masing Daerah tergantung situasi social ekonomi masing-masing Daerah.. Pemuda harus pro aktif untuk memotivasi masyarakat miskin tadi, dalam artian bahwa pemuda harus menjemput bola untuk menggerakkan masyarakaat miskin tadi dengan prosedur yang telah ditetapkan. Jangan baru bergerak ketika dana sudah dikucurkan. Jangan baru mau memancing jika kail dari umpannya dipenuhi. Padahal alangkah baiknya jika mereka mau memancing, mereka juga turut menyediakan “ Kail “ atau umpannya. Sehingga fungsi fasilitator, dalam hal ini pemerintah daerah, hanya tinggal melengkapi kekurangannya. Dengan potensi pemuda yang besar yang mereka miliki akan memberikan hasil yang maksimal. Kebersamaan para pemuda tsb merupakan modal dasar yang harus segera diarahkan dalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya.
      Kita harus membenahi mekanisme partisipasi social para pemuda. Partisipasi mereka dari tingkat bawah harus segera dibangun. Partisispasi yang benar-benar menggunakan metode “ Bottom-Up. Tidak lagi Top Down. Biarkan para pemuda membuat dan melaksanakan konsep yang telah mereka rencanakan. Pemerintah Daerah hanya tinggal mendorong realisasi konsep tsb dalam bentuk stimulant-stimulan. Sehingga, ketika ada kegiatan atau program dari mereka yang sudah berjalan segera di dorong untuk memberikan hasil yang lebih maksimal lagi.. Ini yang harus segera dilakukan, ditengah sejumlah kemudahan-kemudahan yang telah pemerintah daerah berikan kepada mereka. Sebab, dalam pandangan kami, selama ini mereka telah terlena. Dan hal ini yang membuat mereka minim dalam berpartisipasi. Mereka sekali lagi lebih senang “ Menunggu Bola “ Penyakit inilah yang harus segera kita hentikan. Contoh yang terjadi para pemuda Karang Taruna dengan sanggar belajar bersamanya merupakan contoh yang baik, dalam hal partisipasi, . Mereka baru minta fasilitasi setelah kegiatan tsb berjalan guna mengembangkan kegitan mereka agar bisa menjangkau seluruh masyarakat. Dari sini dapat terlihat kunci agar peran pemuda bisa lebih maksimal, efektif dan efisien didalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya., harus bermula dari partisipasi mereka. Dari konsep yang mereka rencanakan dan kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan oleh mereka sendiri. Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Mencetak para pemuda yang mandiri dan turut berpartisipasi secara nyata di dalam upaya pengentasan kemiskinan memang tidak mudah. Tetapi jika ada peran dari semua pihak yang mau peduli dan memiliki komitmen nyata akan hal itu, kami yakin hal ini akan segera terlihat. Pemuda dengan potensi besarnya itu merupakan modal dasar didalam perbaikan kualitas kehidupan masyarakat di masa mendatang. Dan merupakan sebuah kewajaran jika The Founding Fathers kita memiliki perhatian yang besar terhadap para pemuda.
       Dengan menggerakkan peran para pemuda dalam melaksanakan pengentasan kemiskinan, kami yakin bahwa pemberantasan kemiskinan dan pengangguran akan berhasil dan apabila kemiskinan dan pengangguran dapat diberantas maka Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional dapat pula terwujud. Karena salah satu factor tingginya disintegrasi social adalah banyaknya orang miskin dan banyaknya pengangguran.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More